Direct Booking Menjadi Tantangan Pengelola Hotel
JELAJAH NUSA – Suka tidak suka, perubahan perilaku wisatawan yang dinamis membuat seluruh elemen di industri perhotelan harus mampu beradaptasi dan berinovasi dalam mengikuti tren baru.
Salah satunya adalah masyarakat saat ini terbiasa memilih untuk memesan hotel melalui online travel agent (OTA) daripada memesan secara langsung ke hotel.
Dampaknya, terlihat penurunan jumlah direct booking di hotel sehingga harus bergantung terhadap OTA untuk memenuhi okupansi kamar.
Walaupun hal ini tetap menjaga aliran pendapatan untuk hotel akan tetapi ada risiko yang harus ditanggung jika tidak melakukan upaya untuk meningkatkan direct booking hotel.
Persoalan ini pula yang dipaparkan Mr. Yusuf IJsseldijk, Country Director Indonesia at Web Connection Co.Ltd saat menjadi pembicara dalam Workshop ke – 5 dengan tema “Take Back Control Of Your Online Business” yang diselenggarakan International Hotel General Manager Asssociation (IHGMA) Chapter Parahyangan di Hotel Horison Ultima – Bandung, Sabtu (21/10/2017).
Ketua Umum IHGMA Wishnu Albataafi yang hadir dalam acara ini mengemukakan salah satu hal yang perlu diperhatikan bahwa pemesanan dari OTA sebenarnya memberikan pendapatan yang lebih kecil bagi hotel karena hotel perlu untuk membayar komisi dari setiap pemesanan yang diterima.
“Untuk menghindari kehilangan pendapatan karena hal tersebut, maka hotel jangan sampai mengabaikan potensi direct booking. Bahkan, sebaiknya hotel memaksimalkan usaha marketing mereka untuk meningkatkan direct booking mereka,” tandasnya.
Apalagi saat ini wisatawan memiliki kecenderungan untuk mencari informasi terlebih dahulu di internet sebelum memutuskan untuk memesan akomodasi yang mereka inginkan.
Dalam workshop yang juga didukung oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ini dihadiri oleh 150 General Manager,Hotel Manager,Director of Sales & Marketing ,E-Commerce dan jajaran manager yang berkompeten dibidangnya,baik dari hotel bintang maupun non bintang di Jawa Barat.
“Dalam workshop kali ini, peserta diberikan edukasi mengenai bagaimana menciptakan strategi dalam mengontrol secara penuh atas system pemesanan secara online baik website hotel, maupun pihak ketiga OTA,” kata Ketua IHGMA Chapter Parahyangan Iwan Rismawardani.
Alasan utama kenapa hotel bergantung kepada system pemesanan secara online itu sendiri adalah untuk meminimalkan pekerjaan tapi mendapatkan hasil yang optimal.
Lebih jauh Iwan mengemukakan bahwa IHGMA Chapter Parahyangan bertekad membantu para pelaku bisnis perhotelan untuk mampu merancang website hotel secara optimal dan mampu memproyeksikan semua informasi penting seperti ketersediaan, tarif kamar dan penagihan, semuanya ditangani oleh solusi pemesanan online via website hotel.
“Hal ini agar pelaku bisnis perhotelan dan pelanggan bisa melihat informasi seperti inventaris dan tarif kamar secara real time,” tambahnya.
Dengan memiliki system pemesanan hotel secara online, pengelola hotel bisa mengambil kendali penuh atas pengelolaan beberapa pemesanan sekaligus.
“Selain menguntungkan, sistem ini hanya melibatkan personil yang lebih sedikit, meningkatkan penjualan langsung dengan pembelian secara instan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,” sambung Fery Ferdiansyah, Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga IHGMA Chapter Parahyangan sekaligus EAM Grand Pasundan Convention Hotel.
(adh)
Redaksi: Terjadi kesalahan penyebutan, dalam berita sebelumnya tertulis Ketua Umum IHGMA Wisnu Handoko, yang benar adalah Ketua Umum IHGMA Wishnu Albataafi. Perbaikan dilakukan,Senin (23/10/2017) pukul 08.19 WIB. Atas kesalahan tersebut,redaksi menyampaikan permohonan maaf.