China,Korsel dan Taiwan Pasar Potensial Wisman
JELAJAH NUSA – China, Korea Selatan, dan Taiwan merupakan pasar potensial wisatawan mancanegara yang bisa dijaring untuk menikmati destinasi nusantara. Jika tiga negara tersebut bisa digarap dengan baik maka akan semakin mendorong pencapaian target wisatawan mancanegara hingga 15 juta pada tahun ini.
“Iya, sampai saat ini, China masih menjadi target utama untuk menjaring kunjungan wisatawan mancanegara wisman ke Indonesia. Sejauh ini wisman asal China sudah mendarati sekitar 10 bandara di Indonesia dan peluang untuk menarik kunjungan mereka juga masih besar,” kata Ketua Umum DPP International Hotel General Manager Association (IHGMA), Wishnu HS Al Bataafi dalam perbicangan dengan Jelajah Nusa, belum lama ini.
Menurut Wishnu, guna mendukung target pemerintah tersebut, IHGMA telah mengambil langkah yang tepat dengan menggelar International Hotel General Manager Conference & Exhibition (IHGMCE) yang berlangsung 20-21 September 2017 lalu di Nusa Dua, Bali.
Dari beberapa rangkaian kegiatan tersebut, lanjut pria asal Cimahi ini, agenda table top dan pameran mengenai produk perhotelan yang diikuti sekitar 500 peserta adalah pamungkas dalam mendongkrak kunjungan wisman.
Dari kegiatan ini menghasilkan lebih dari 500 transaksi business to business (B2B) antara pelaku perhotelan dengan pihak lainnya seperti penyedia jasa transportasi, agen perjalanan, dan maskapai penerbangan.
Dia menyebutkan kontribusi tamu domestik masih menjadi tumpuan pendapatan industri perhotelan dari segi pendapatan kamar. Namun, sejalan dengan upaya pemerintah yang terus menggenjot kunjungan wisman ke Indonesia, IHGMA sangat mendukung upaya tersebut dengan menggelar kegiatan semacam ini.
“Perhotelan di Indonesia merupakan industri bisnis yang sangat terbuka dan memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu industri andalan Indonesia dalam mendatangkan wisman,” tegasnya.
Dengan menghadirkan keynote speaker dari dalam dan luar negeri, peserta konferensi yang berasal dari profesi GM diharapkan mendapatkan ide kreatif dalam menjalankan bisnis perhotelan sesuai dengan target perusahaan.
Kehadiran IHGMA merupakan suatu langka strategis untuk menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Oleh sebab itu, perjalanan IHGMA sendiri bukanlah suatu yang mudah karena menyangkut kredibilitas bangsa Indonesia.
“Kami sangat menyadari bahwa konferensi yang dilaksanakan ini adalah pertaruhan besar sehingga tidak ada kata lain, kecuali harus berjalan sukses. Dan Alhamdullilah pelaksanaan IHGMCE sesuai dengan yang kami harapkan, bisa berjalan baik dan lancar,” paparnya.
Sementara itu Ketua Pelaksana IHGMCE Ketut Swabawa menambahkan bahwa IHGMCE merupakan media transformasi informasi yang strategis untuk mendapatkan gambaran serta strategi yang taktikal dalam menghadapi tantangan bisnis kedepannya.
“Untuk itu, kemampuan para GM yang teruji sangat menentukan jalannya operasional dan pelaksanaan bisnis hotel secara menyeluruh, dan disitulah peran dan fungsi IHGMA menjadi sangat menentukan,” tandasnya.
IHGMA sendiri beranggotakan para GM, manajer hotel, resident manager, villa manager, operation manager, executive assistant manager warga Negara Indonesia yang berlokasi di Indonesia maupun di luar negeri.
“Tagline kami adalah Professional,Integrity,Networking. Sebagai asosiasi yang berbadan hokum kami memiliki tanggungjawab untuk memberikan benefit kepada para anggota (member),” tegasnya.
Seperti diketahui setiap GM Hotel harus memiliki target operasional, baik financial maupun non financial disetiap hotelnya.
“Selama ini kami melakukan observasi dan analisa dan setelah kami perhatikan, perkembangan rekan-rekan GM yang sudah menjadi member kami, sangat fantastik pertumbuhannya,” lanjut Swabawa.
Tentu pencapaian ini tak terlepas dari upaya IHGMA dalam memberikan berbagai sharing pengalaman memalui wadah yang telah disediakan untuk berkomunikasi.
“Kami juga memberikan pelatihan-pelatihan bersifat teknis dan strategi. Dan salah satunya diaplikasikan dalam kegiatan IHGMCE ini,” kata Swabawa.
Tekad IHGMA tidak saja mendukung pemerintah dalam mendorong pertumbuhan wisman, tetapi juga berintegrasi langsung dalam perencanaan sesuatu yang dibutuhkan di industri pariwisata.
“Sehingga program pemerintah itu bisa inline with industry. Terkait dengan itu, maka para GM semakin confident di dalam merencanakan dan memproses planning-nya untuk mencapai target operasional hotel yang dipimpinnya,” tambah Swabawa.
Swabawa mencontohkan, dalam rentan Juli-Agustus saja hotel di Bali over budget. Bisa dibayangkan, kalau pemerintah mentargetkan 20 juta wisatawan di 2019, tampaknya Bali setiap untuk itu.
“Tentu dengan catatan, kami menghimbau member IHGMA jangan mengabaikan faktor kualitas,” tekannya.
Saat ini, IHGMA memiliki 23 DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dari seluruh Indonesia dengan keanggotaan sebanyak 900 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan orang orang Indonesia dengan posisi sebagai GM yang bekerja beberapa negara lain, seperti di Thailand, Vietnam, China, dan Qatar.
(adh)