Dari Festival Fashion Jember 2.000 Kamar Hotel Ludes

Salah satu peserta Jember Fashion Carnaval (JFC) menampilkan busana bermotif unik. Foto: IG-kemenpar

JELAJAH NUSA –  Jika ingin menaikan kunjungan wisata, pemerintah daerah harus kreatif dan lebih sering menggelar festival. Tentu event yang dilaksanakan juga harus berkualitas dan benar-benar memiliki daya tarik yang menjual.

Bukti nyata adalah Jember Fashion Carnaval (JFC) yang belum lama ini digelar di Jember, Jawa Timur. Event tahunan tersebut ternyata mampu menaikan tingkat hunian hotel.

Dari tanggal 9-13 Agustus 2017 seluruh hotel di Jember penuh tamu. Tamu yang tak mendapatkan kamar akhirnya menginap di kota tetangga, Banyuwangi.

“Hampir setiap tahun okupansi hotel terutama di kawasan Kota Jember meningkat selama pelaksanaan JFC. Ini otomatis mendongkrak perekonomian daerah. Tetangga sebelah seperti Banyuwangi juga kecipratan rezeki karena di Jember tidak sanggup menampung pengunjung yang menginap,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember, Teguh Suprayitno di sela-sela acara JFC 2017, Sabtu (13/8/2017).

Menurutnya, okupansi hotel meningkat sejak hari pertama pergelaran JFC, Rabu (9/8/2017). Puncaknya, tingkat hunian hotel terisi penuh pada Sabtu (12/8/2017) karena banyak wisatawan luar daerah yang datang ke Jember untuk menyaksikan grand carnaval yang digelar Minggu (13/8/2017).

“Selama sepekan terakhir ini juga ada beberapa agenda kegiatan yang mendatangkan tamu-tamu dari luar daerah. Okupansi hotel jadi meningkat tajam,” kata Teguh dalam siaran pers Kemenpar.

Total kamar hotel di Jember yang berjumlah 2.000 kamar tak lagi bisa menampung wisnus, wisman dan ribuan fotografer dalam dan luar negeri.

Peningkatan 600 kamar dari tahun 2016 tetap tak bisa mengimbangi lonjakan wisatawan yang datang ke Jember.

“Tahun ini banyak hotel baru. Di 2016 baru 1.400 kamar, sekarang 2.000 kamar, tetap saja kurang,” katanya.

Sejumlah hotel bintang 4 seperti Aston dan beberapa hotel bintang tiga seperti Hotel Panorama, Hotel Royal, dan Cempaka Hill juga penuh tamu. Tamu yang menginap bahkan sudah memesan kamar jauh-jauh hari untuk menyaksikan JFC.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah mengarisbawahi soal penginapan ini. Jember memang bagus di atraksi tapi lemah di amenitas.

JFC ke-16 bertema Victory atau Kemenangan menampilkan delapan defile yang kostumnya pernah memenangkan kostum terbaik di sejumlah kontes dunia, seperti kostum Borobudur, Bali, dan Borneo.

JFC ke-16 bertema Victory atau Kemenangan menampilkan delapan defile yang kostumnya pernah memenangkan kostum terbaik di sejumlah kontes dunia, seperti kostum Borobudur, Bali, dan Borneo.

“Saya pernah mengusulkan agar masyarakat memanfaatkan momen ini dengan menyewakan kamarnya sebagai homestay. Contohnya kamar kos, disewakan untuk pengunjung JFC selama 4 hari. Itu bisa lebih besar hasilnya dibanding disewakan selama sebulan,” ujar Arief Yahya.

Menpar mendorong Jember membuat atraksi lebih banyak lagi. Apalagi, sekarang Jember sudah ditetapkan sebagai destinasi karnaval. Banyaknya atraksi diyakini akan membuat wisatawan tertarik datang dan investor tidak ragu lagi membangun amenitas.

“Banyuwangi itu punya 72 event, Solo punya 53 event. Daerah lain boleh belajar dari JFC, tapi Jember juga harus belajar dari daerah lain. Setahun itu kan tidak hanya 5 hari buat JFC, tapi ada 360 hari. Jadi ada banyak hari untuk bisa dimanfaatkan bikin atraksi,” kata Arief Yahya.

(adh/KOM)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya