Memburu Citylight di Bukit Artapela Bandung Barat
JELAJAH NUSA – Satu lagi destinasi di wilayah Jawa Barat muncul menjadi pembicaraan netizen. Kemolekan alamnya yang bak gadis cantik, tak pernah pudar meski berulangkali dipandang. Hamparan pegunungan nan hijau dan gemerlap cahaya lampu dari kejauhan melengkapi landscap bumi parahyangan ini.
Gunung Artapela di kawasan Kabupaten Bandung Barat memang menjanjikan suasana berbeda, tentu karena panoramanya yang indah dan udaranya yang sejuk.
Mungkin masih sedikit asing ditelinga para pendaki tentang keberadaan gunung yang satu ini. Artapela merupakan Gunung tropis yang tidak aktif yang berada di daerah Kertasari yang berbatasan dengan Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dengan ketinggian sekitar 2.194 mdpl, Gunung Artapela kini menjadi salah satu gunung baru yang mulai popular dan mulai banyak didaki oleh para pendaki Indonesia.
Untuk menuju kawasan gunung ini juga tak terlalu sulit. Sekedar trip sederhana, jika ditempuh dari Kota Bandung sebaiknya perjalanan dimulai sejak pagi sekitar pukul 07.00 WIB agar tak terjebak macet di jalanan.
Dari Kopo Bandung Selatan, bisa menggunakan sepeda motor melalui Balaendah-Ciparay, lalu dilanjutkan ke arah Pacet Sukapura dengan jarak kurang lebih 17 km. Setelah sampai di Desa Sukapura, ada pertigaan menuju kampong Argasari, di sanalah pos pendakian Artapela berada.
Di pos ini pengunjung harus mengisi formulir registrasi dan perijinan, dengan retribusi jasa lingkungan Rp 5.000 /orang, parkir motor Rp. 10.000 per motor/malam.
Ada 2 jalu, yakni melalui jalur Seven Field (kebun 7) dan melalui Datar Jamuju, bedanya jalur seven field ini lumayan menanjak hampir tidak ada bonus, dan jalur Jamuju relatif lebih landai. Jalur ini menjadi favorit pendaki.
Jangan khawatir masalah arah, meski minim patok atau tanda petunjuk, pendaki bisa menanyakan kepada petani sekitar di sepanjang perjalanan, karena jalur pendakian ini hampir sepenuhnya melewati bukit-bukit perkebunan sayuran.
Pesona Gunung Artapela memang seperti detak jam yang setiap waktu memutar berbagai cerita. Saat malam hari tiba, dari ketinggian gunung ini bisa menikmati citylights. Satu lagi yakni, jika kabut tidak menyeliputi kita bisa menyaksikan pancaran warna merah seperti bara api yang mengepulkan cahaya ke atas.
Cerita masyarakat setempat kepulan cahaya merah seperti bara api itu berasal dari kawah Gunung Papandayan. Tapi apa pun dongeng yang menyeruak, gunung ini layak untuk dikunjungi.
(adh)