Ingin Menginap di Hotel Gantung Booking Sekarang

Pembangunan Hotel Gantung di Purwakarta diharapkan selesai Oktober 2017. (foto: dok. Badega Gunung Parang)

JELAJAH NUSA – Hanya dalam hitungan beberapa bulan ke depan, masyarakat Indonesia bisa menginap di hotel paling ekstrem di dunia. Ya, sebuah hotel yang menggelantung di tebing berketinggian sampai 900 meter tengah dibangun di Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat.

Pemerintah kabupaten, para ahli tata bangunan, dan masyarakat penggiat wisata panjat tebing lewat operator outdoor Badega Gunung Parang terus mempercepat pembangunan hotel gantung tertinggi di dunia bernama Pajajaran Anyar tersebut. Diharapkan, Oktober 2017 hotel ini sudah bisa beroperasi.

Selain keindahan yang akan ditampilkan, para arsitektur juga mematangkan faktor keamanan karena hal ini justru sangat penting.
Dhani Daelami selaku penggagas Badega Gunung Parang mengatakan bahwa faktor keamanan jadi fokus utama sekaligus sudah dipersiapkan dengan matang.

Keamanan tersebut, tutur Dhani, salah satunya meliputi safety briefing kepada setiap wisatawan sebelum menginap. Prosedur dalam pengarahan safety briefing tersebut akan dikontrol sedisiplin mungkin.

Faktor keselamatan juga didukung oleh rescue team yang stand by 24 jam di lokasi skylodge, dan CCTV di setiap jalur via feratta yang saling terkoneksi.

Sisi lain pemandangan Gunung Parang.

“Pertama, ada asuransi untuk setiap wisatawan. Safety briefing sebelum menginap, tim rescue yang stand by 24 jam di lokasi skylodge untuk menjaga kemungkinan terburuk, dan CCTV utk memonitor kondisi sekitarnya. Semua terintegrasi secara online dan realtime bisa dimonitor oleh tim Badega di manapun, karena berbasis teknologi Android,” ungkapnya, pekan ini.

Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi beserta istri saat mengunjungi objek wisata Gunung Parang.

Untuk konstruksi dan material tiap kapsul, Dhani menjelaskan keseluruhan bangunan terdiri dari campuran besi baja, alumunium, dan dinding polycarbinate untuk menekan berat agar lebih ringan namun kuat.

Dalam pembangunannya, “hotel gantung” ini merupakan kolaborasi dari masyarakat penggiat panjat tebing dari Badega Gunung Parang dibantu tim arsitek ARCTech dan profesional ahli. Mereka juga mengalkulasi bagian-bagian rumit antara desain, berat, dan kekuatan bangunan ini.

Bagi Anda yang penasaran, berikut tata cara pemesanan, teknis penginapan, hingga fasilitas dan keistimewaannya.

Untuk pemesanan, Dhani Daelami selaku penggagas operator Badega Gunung Parang mengatakan bahwa proses booking akan disiapkan secara online di web resminya.

“Kita akan kerjasama dengan beberapa online reservation website dan di website Badega Parang, ke depannya akan dibuatkan sistem pemesanan online sendiri untuk Pajajaran Anyar, nama komplek skylodge kami,” ujarnya.

Sampai saat ini, terhitung sudah mendekati 100 orang yang booking dari wisatawan asing maupun domestik lewat web Badega Parang. Pengelola pun segera membatasinya, khawatir overload.

Hotel gantung tersebut akan memiliki fasilitas bak hotel berbintang, dengan tempat tidur nyaman, toilet, pendingin ruangan, jaringan WiFi, hingga sarapan. Wisatawan nanti akan naik ke ketinggian 400-900 meter menggunakan via feratta yang sudah tersohor di tebing gunung ini.

Sedangkan untuk fasilitas sarapan atau restoran, pengelola memiliki restoran dalam satu ruangan berbentuk kapsul besar sendiri. Wisatawan perlu berpindah kapsul, dari kamarnya ke kapsul resto.

“Wisatawan akan melakukan perpindahan menggunakan via feratta, sedangkan untuk turunnya bisa zipline, dan rapelling. Semua cara dikombinasikan dengan aman dan menyenangkan,” sebut Dhani.

Selain dipadukan dengan ragam wisata tersebut, penginapan tertinggi di dunia ini juga akan disempurnakan dengan atraksi wisata lainnya. Mulai dari transportasi menggunakan kuda tunggang, rumah pohon, sentra wisata kuliner, pemancingan alam, hingga trekking di sawah.

Perlu diketahui, pemandangan yang akan Anda dapatkan di sana sangat beragam. Kapsul hotel tersebut ditempatkan di beberapa titik yang menyuguhkan pemandangan eksotis dari Gunung Parang.

Antara lain panorama sunrise dam sunset, pesawahan, Kota Purwakarta, dan ragam bentang alam seperti danau dan bukit. Untuk tarif pertamanya, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi merencanakan tarif terendah Rp 3,3 juta untuk ketinggian 400 meter, hingga Rp 9,9 juta, untuk ketinggian 900 meter.

(adh/KOM)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya