Batik Bogor “Tradisiku”, Pelopor Ragam Hias Ikon Kota Bogor
JELAJAH NUSA – Batik Bogor “Tradisiku” (BBT) merupakan pelopor industri batik di Kota Bogor yang mengangkat ragam hias ikon-ikon Kota Bogor. Warna ungu kebiruan menjadi ciri khas dalam karya batiknya yang mengacu pada sejarah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
BBT didirikan pada 13 Januari 2008 yang diprakarsai Siswaya dan dilaunching ke publik pada 4 Juni 2009 yang bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Bogor ke-527. Siswaya mengaku mendirikan BTB atas dasar kecintaannya terhadap Bogor, membantu para pebatik Yogyakarta yang terkena gempa di akhir 2006 dan membuka lapangan kerja di Bogor, serta rasa tidak terima jika batik diklaim negara lain.
Jenis produk BBT terdiri dari batik tulis, batik cap, batik kombinasi, kain printing (tekstil motif batik), batik pada media kain, kulit, kayu, craft, accessories, dan lainnya. BBT pun mempunyai Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) serta produksi Mozaik Batik. Mozaik itu berupa aplikasi kain percak batik pada media keramik, gerabah, plastik, kaleng, pilar rumah dengan finishing/coating berbahan dasar air (waterbased) sebagai main concern BBT untuk lingkungan.
Batik Bogor “Tradisiku” mengangkat motif klasik Bogor, Batik Pakuan Pajajaran, yaitu Ragen Panganten dan Banyak Ngantrang. Ada juga motif andalan berupa Kujang Kijang dan Hujan Gerimis. Ragam hias lainnya motif Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Batutulis, Teratai, Kembang Sempur, Taleus, Bunga Bangkai, Daun Piring, dan masih banyak lagi.
Produk yang sudah terbang ke Singapura, Malaysia, dan Jepang ini, bisa didapat di gallery dan workshop Jalan Jalak No. 2 Tanah Sareal, Kota Bogor. Harganya pun bervariasi mulai dari 250 ribu rupiah sampai 7 juta rupiah. Harga tertinggi tersebut untuk kain batik tulis dengan corak Kebun Raya yang menggunakan pewarna alami.*** (IG)